PT Tempo Inti Media Harian

Enak Dibaca dan Perlu. Tagline itu begitu kuat tertanam untuk Majalah TEMPO. Begitu pula seluruh produk yang dihadirkan Tempo Media Group, kemudian.

Perjalanan panjang sudah menempatkan TEMPO, bukan saja sebagai sebuah produk media massa yang memiliki kelas tapi kemudian menjadi referensi media-media berita lainnya. Kisah menjadi pionir itu dimulai pada 1969. Goenawan Mohamad, Fikri Jufri, Christianto Wibisono, dan Usamah, bersama Harjoko Trisnadi menjadi dalang berdirinya majalah TEMPO di bawah PT Grafiti Pers sebagai penerbitnya, ketika itu. Edisi perdana majalah Tempo terbit pada 6 Maret 1971.

Sejarah pada akhirnya mencatat, TEMPO pernah mengalami masa pembredelan. Pada 1982, untuk pertama kalinya Tempo dibredel. Tempo dianggap terlalu tajam mengkritik rezim Orde Baru dan kendaraan politiknya, Golkar. Makin sempurna mekanisme internal keredaksian Tempo, makin mengental semangat jurnalisme investigasinya. Puncaknya, pada Juni 1994. Untuk kedua kalinya Tempo dibredel oleh pemerintah.

Selepas Soeharto lengser pada Mei 1998, TEMPO pun hadir kembali sejak 12 Oktober 1998 yang diterbitkan PT Tempo Inti Media Tbk. Upaya menghadirkan berita bernas pun disambung dengan penerbitan Koran Tempo, yang kemudian disusul dengan Majalah Tempo Edisi Bahasa Inggris, Travelounge (2009), dan Tempo Interaktif - yang kemudian menjadi tempo.co, serta Tempo News Room (TNR), kantor berita yang berfungsi sebagai pusat berita media Group Tempo. TEMPO juga mencoba menembus bisnis televisi dengan mendirikan Tempo TV, kerja sama dengan kantor berita radio KBR68H.

Institusi penting lain di dalam naungan Kelompok Tempo Media adalah kehadiran percetakan PT Temprint. Percetakan ini mencetak produk-produk Kelompok Tempo dan produk dari luar.

Akhirnya, kini TEMPO yang tepercaya, merdeka, dan profesional telah memberikan makna dengan informasi-informasi berita yang menjadi referensi pengambil kebijakan di negeri ini, dan tentu masyarakat dalam arti yang lebih luas.